Sekapur Sirih...
Sebelumnya saya sangat berterima kasih sekali kepada agan-agan yang telah berkunjung ke blog saya yang sangat sederhana ini. kenapa saya membuat postingan ini, karena postingan ini mengingatkan kembali akan masa-masa kuliah saya dulu. sewaktu mengukur bersama teman2 seperjuangan. Semoga blog ini bermanfaat kepada kita semua...
VSWR adalah Voltage Standing Wave
Ratio.
untuk menentukan suatu instalasi telkomunikasi baik atau tidak
pengukuran VSWR sangat diperlukan sekali, karena tujuan pengukuran VSWR
adalah untuk mengetahui berapa jumlah voltage yang terpakai dan juga
yang terbuang
Dalam pengukuran VSWR untuk feeder di telkomunikasi biasanya menggunakan Produk dari Anritsu, dalam layar anritsu diperlihatkan dalam bentuk gelombang amplitudo (wave)
VSWR didifinasikan sebagai perbandinganatau rasio antara tegangan rms maksimundan minimum yang terjadi pada saluran yang tidak match. Bila saluran transmisi impedensi beban dan gelombang tidak sama dan terus dipantulkan maka dalam tegangan terbentuk V+danb V-yang membentuk gelombang
Dalam pengukuran VSWR untuk feeder di telkomunikasi biasanya menggunakan Produk dari Anritsu, dalam layar anritsu diperlihatkan dalam bentuk gelombang amplitudo (wave)
VSWR didifinasikan sebagai perbandinganatau rasio antara tegangan rms maksimundan minimum yang terjadi pada saluran yang tidak match. Bila saluran transmisi impedensi beban dan gelombang tidak sama dan terus dipantulkan maka dalam tegangan terbentuk V+danb V-yang membentuk gelombang
SWR Meter
Standing Wave Ratio
Standing wave ratio disingkat SWR
kadang-kadang disingkat dengan nama VSWR (Voltage Standing Wave Ratio). Bila
impedansi saluran transmisi tidak sesuai dengan transceiver maka akan timbul
daya refleksi (reflected power) pada saluran yang berinterferensi dengan daya
maju (forward power). Interferensi ini menghasilkan gelombang berdiri (standing
wave) yang besarnya tergantung pada besarnya daya refleksi.
Skema
Rangkaian SWR Meter dan Cara Kalibrasi. Pada Transmisi Daya RF, apabila
Impedansi Saluran Transmisi tidak sesuai dengan Impedansi Beban (antenna),
maka akan muncul Daya Pantul (Reflected Power) pada saluran transmisi
menuju sumber (transmitter). Daya pantul ini akan berinterferensi dengan
daya dari pemancar (Forward Power) dan menghasilkan Gelombang Tegangan
Berdiri pada saluran (Volt Standing Wave).
Nilai
SWR dapat dihitung melalui perbandingan Impedansi Beban terhadap impedansi
transmisi , yaitu :
VSWR didefinisikan sebagai
perbandingan tegangan maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada
saluran transmisi :
vswr =
Daftar Komponen
D1,D2 = 1N34, 1N60 (dioda germanium)
C1,C2 = 0,001 uF keramik
VR1 = 100 ohm trimpot
VR2 = 50 Kohm potensio
C3 = 0,001 uF
J1,J2 = konektor , PL259
M1 = 0 – 1 mA linear
S1 = single pole, toggle switch
L = kabel koaxial RG 58 A/U panjang 9,5cm
D1,D2 = 1N34, 1N60 (dioda germanium)
C1,C2 = 0,001 uF keramik
VR1 = 100 ohm trimpot
VR2 = 50 Kohm potensio
C3 = 0,001 uF
J1,J2 = konektor , PL259
M1 = 0 – 1 mA linear
S1 = single pole, toggle switch
L = kabel koaxial RG 58 A/U panjang 9,5cm
Konstruksi
SWR dapat dinyatakan sebagai berikut :
SWR dapat dinyatakan sebagai berikut :
Vf adalah tegangan maju ke antena
(forward)
Vr adalah tegangan pantul dari antena (reflected)
Vr adalah tegangan pantul dari antena (reflected)
Rangkaian SWR meter dapat dilihat
pada gambar berikut.
Konstruksi cukup sederhana, tetapi
dapat diandalkan dan dapat dibuat dengan komponen yang banyak terdapat di
pasaran. Komponen utamanya adalah kabel koaxial yang sesuai dengan saluran
transmisi (RG 58 A/U, impedansi 50 ohm).
Potonglah kabel koaxial sepanjang
3,75 inch (2,54 % 3,75 = 9,5 cm) lalu ujungnya dikupas sepanjang 1/8 inch.
Tepat di tengah-tengah, koaxial dikerat dengan pisau yang tajam atau cutter.
Kupaslah konduktor luar yang berupa anyaman. Lalu isolator dikerat sehingga
koduktor dalam terlihat. Kemudian solderkan konduktor dalam dengan 100 ohm
trimpot melalui sepotong kawat kecil. Tahanan ini nantinya diatur sehingga sama
dengan impedansi saluran. Jagalah agar konduktor dalam dan luar tidak terhubung
singkat (diisolasi dengan cellotape). Selanjutnya ujung-ujung koaxial bagian
luar disolder pada bagian tengah kedua konektor.
Salah satu komponen yang kritis
adalah meter. Untuk ini dipakai 0 – 1 mA linier, tetapi skalanya dikalibrasikan
terhadap skala SWR. Letak variabel resistor trimpot harus di tengah-tengah
koaxial. Ini menentukan kesetimbangan titik nol.
Tegangan maju yang berupa titik
imbas disearahkan oleh D1 dan melalui Low Pass Filter C1 yang kemudian
dideteksi M1. Sedangkan tegangan pantul akan melalui D2 dan C2. Berilah tanda
FWD dan REF pada saklar S1, ANT, dan TX pada konektor yang sesuai.
Kalibrasi
- Hubungan SWR meter diantara TX dan antena atau dummy load pada konektor yang sesuai (TX ke pesawat, ANT ke antena).
- Letakkan saklar S1 pada posisi FWD. Hidupkan pesawat TX. Jarum akan menunjuk ke suatu angka. Aturlah VR2 sehingga jarum mencapai skala maksimum.
- Ubah saklar pada REF. Jarum akan menunjuk ke suatu angka (misal 1,5).
- Balikkan posisi SWR meter. TX ke antena dan pesawat ke ANT. Ulangi prosedur 2 dan 3. Jarum harus menunjuk angka yang sama (misal 1,5).
- Bila prosedur 4 tidak tercapai putar trimpot VR1. Bila hal ini tidak menolong berarti VR1 sedikit ke kiri atau ke kanan.
- Ulangi prosedur 1 sampai 5 berulang-ulang sampai penunjukan meter sama.
Pengukuran SWR
Kadang-kadang SWR meter tidak
menunjukkan harga standing wave ratio yang sebenarnya, terutama bila SWR jauh
dari 1 : 1. Ini akibat rugi-rugi pada saluran transmisi. Hal ini dapat dilihat
pada gambar berikut.
SWR meter diletakkan dekat pemancar.
Misalkan tegangan maksimum yang keluar dari TX adalah 10 volt. Karena rugi-rugi
saluran, tegangan yang sampai di antena adalah 9 volt. Tegangan pantul dari
antena 3 volt. Tegangan ini disalurkan ke TX yang juga mengalami redaman.
Sampai di TX tinggal 2,7 volt. SWR yang terbaca :
Namun bila SWR diletakkan di dekat
antena, SWR yang terbaca adalah :
Ternyata kedua pengukuran berbeda.
Hasil yang benar adalah 1 : 2,0. Jadi bila SWR meter diletakkan dekat TX SWR
yang sesungguhnya lebih besar daripada yang terukur. Kesalahan akan bertambah
besar bila saluran transmisinya panjang. Dalam praktek cara pertama boleh
dipakai bila SWR menunjukkan rendah (SWR 1 : 1,1) karena penambahannya sedikit.
Tetapi bila penunjukan 1 : 1,0 atau lebih segeralah pindahkan SWR meter ke
dekat antena agar penunjukannya tidak terlalu banyak meleset. Apalagi bila
koaxialnya panjang sekali (20 meter atau lebih) atur kembali matching antena
anda. Selamat bereksperimen.
Melakukan Konfigurasi Pada Anritsu.
Gambar Anritsu seri S332D
Gambar dari fungsi-fungsi tombol di SWR Anritsu.
Umumnya, hanya dua hal yang dihitung
dari penggunaan VSWR, yaitu DTF (Distance to Fault) dan SWR (Signal Wave
Ratio).
GSM 2G 900 : 890 – 960
GSM 2G 1800 : 1710 – 1880
UMTS 3G : 1980 – 2170
Katakanlah, yang akan di VSWR adalah
sebagai berikut:
- Standart : 2G
- Band : 900
- Jenis Kabel : AVA, diameter 7/8.
- Panjang Feeder : 80m
Maka yang harus dilakukan adalah :
- Hidupkan Site Master
- Klik Tombol “Mode”.
- pilih Freq – SWR
- Tekan Tombol Enter
- di layer sebelah kiri, pilih Signal Standart
- Pilih Select Standart
- Pilih Show All
- Cari yang sesuai dengan yang diinginkan
- Cari GSM 900
- Pilih Select (Untuk melihat apa aja yang masuk kedalam list yang dipilih, tekan tombol Show Selected). Lanjut kan dengan menekan tombol Enter.
- Biasa nya Anritsu akan minta di kalibrasi (tapi nanti saja), lanjutkan dengan menekan enter.
- Tekan tombol FREQ / DIST
- Pilih F1, isi dengan frekuensi terendah dari standart (890)
- Pilih F2, isi dengan frekuensi tertinggi dari standart (960)
- Tekan tombol AMPLITUDO
- untuk SWR, isi bottom dengan 1 dan top 1.5
- tekan tombol MODE, pilih DTF – SWR, lanjutkan dengan enter
- Pilih menu D1, isi dengan 0
- Pilih menu D2, isi dengan 90
- Pilih Menu DTF AID, arah kan ke bacaan Cabel, enter.
- Pilih Show All, cari kabel AVA5-50 7/8
- Pilih Menu Select / Deselect. Tekan Enter, Enter.
- Akhiri dengan Kalibrasi.
- Pilih angka “3”, Start Cal.
- Berturut-turut, masukkan “T” calibrator OPEN, SHORT dan akhiri dengan LOAD.
Setelah selesai menyiapkan
kalibrasi, siapkan alat untuk mengukur SWR seperti flexible jumper, connector,
dummy, kunci 32’, isolasi dan rubber.
Berikut akan dijelaskan cara untuk
melakukan perhitungan SWR dan DTF.
- DTF
Setelah
SWR diubah kemode DTF, dan semua peralatan untuk menghitung “measurement”
disiapkan, perhatikan bahwa biasa nya ada 4 titik yang nilai nya akan tinggi,
yaitu di Marker 1, Marker 2, Marker 3 dan Marker 4.
Marker
1 (M1) adalah perhitungan di konektor SWR.
Marker
2 (M2) adalah perhitungan di konektor Jumper.
Marker
3 (M3) adalah perhitungan di konektor Feeder.
Marker
4 (M4) adalah perhitungan di Dummy atau antenna.
Gambar DTF.
Tergantung dari Provider yang ada,
batas dari limit DTF akan berbeda beda sesuai dengan aturan dari provider
tersebut. Seperti gambar diatas, limit yang digunakan adalah 1.04. Biasanya
untuk M4, jika menggunakan Dummy maka tetap menggunakan limit 1.04, sedangkan
jika langsung menggunakan antenna, limit bias lebih dari itu (1.2 lebih).
- SWR
Penghitungan
SWR biasanya sedikit lebih mudah dari pada DTF. Dibawah akan ditampilkan salah
satu contoh penghitungan SWR dengan menggunakan limit 1,25.
Gambar
SWR.
Sekian dari saya mengenai pengukuran SWR dan DTF. untuk membantu kita semua dalam membuat antena yang baik dan kita terapkan kedepannya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushadirrrr
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuswagalasehh...berguna banget min
BalasHapusAlat pemisah lcd